Nasehat Leluhur Bugis | Pappaseng To Riolo

Bugis merupakan salah satu suku di Sulawesi Selatan yang kaya akan adat dan budaya. Masyarakat bugis sangat kental dengan tradisinya, namun kini mulai banyak dilupakan seiring perkembangan zaman yang serba modern. Meski telah memasuki masa serba canggih ini, tidak selayaknya melupakan nasehat atau pappaseng tau riolo ta. Nasehat Berantai Dari Leluhur  BUGIS yg hampir hilang ditelan zaman.  

To Matowatta Riolo iyarega To Mariolota (orang-orang terdahulu/leluhur) adalah orang-orang yang “TIDAK BERSEKOLAH ” seperti kita pada hari ini yang Sarjana, Magister, bahkan sudah Doktor. Tetapi mengapa orang tua kita tampaknya lebih baik, arif dan bijaksana? 

Mereka sangat kuat, memiliki kesabaran yang sangat tinggi, sangat jarang berkeluh kesah. Mereka selalu bersyukur dan senantiasa berpikir positif.

Hal ini disebabkan karena mereka menanamkan prinsip dalam kehidupansehari-harinya:

  • Malempu (Jujur)
  • De’na mangoa (tidak serakah)
  • Dekna mangimpuru (Tidak pernah iri)
  • Magetteng (tegas dalam kata, teguh dalam perbuatan)
  • Mappasitinaja (Yang ini pantas, yang itu tidak pantas saya lalukan)
  • Matanre siri (Malu jika melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya)

Pesan leluhur yang takkan pernah pupus. Tetapi saat ini ia tak hanya sirna dalam tekstual tapi menghilang di dunia kontekstual. Peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa kita pada kehidupan yang tak lagi menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan sebagaimana yang telah diwariskan leluhur kita, padahal dunia mereka tak banyak disentuh dengan akademika ilmu pengetahuan.

Mengapa mereka SUKSES menjalani hidupnya?

Hidup mereka,

” MABBARAKKA ”  (penuh berkah).            

Orang tua kita memiliki   anak yang banyak, bisa sampai 7, 10 bahkan mungkin  selusin…tapi mereka tetap sabar dan tak pernah mengeluh dengan keadaan. Tak pernah berpikir jalan pintas (shortcut) untuk mencapai sesuatu.

 Filosofi “NANRE NA PEJJE ” (nasi dan garam) bukan hanya sebatas kata melainkan benar-benar terwujud dalam kehidupan nyata. Itulah sebabnya mereka “sukses” menjalani kehidupan yang sesungguhnya, “tak ada apa-apanya” dibanding kehidupan hari ini yang serba “wah”*atau serba *wwwaaaaoooo. 

“Iyami ri ala sappo, getteng, lempu na ada tongeng”

 (Jadikan keteguhan, kejujuran dan ucapan yang benar sebagai pagar kehidupan).

Sibawa…

“Resopa teng mangingngi na malomo na letei pammase dewata” 

( Usaha yang sungguh dan sabar adalah titian akan datangnya Rahmat Allah SWT).

Aja mu mangoa nasaba iyatu ngowae cappu ri pale cappa’na

(Jangan serakah sebab ujung-ujungnya kau akan kehilangan segalanya).

“Aja mualai tennia taneng-tanemmu” 

(Jangan mengambil sesuatu yang bukan bagianmu)…

Kita sebagai warga bugis sepatutnya menanamkan nasehat itu di dalam diri dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat

Leave a Comment